Kasus yang Ditangani oleh L part 5
Ok, berikutnya masih sambungan dari interogasi Bakwan n L terhadap Ny. Tarou n Areen. Kira2 apa yg akan terjadi ya? Let's we see, let's we see!
V
Sementara L sedang pergi untuk mengambil minuman yang dipesan Areen serta membeli rokok filter sebungkus di Garut (sekalian dech, nitip beliin dodol ya!), Bakwan mulai menanyakan soal alibi kepada kedua dynamite duo tersebut.
Bakwan : Silakan dimulai saja dari nona Areen… Monggo.
Areen : Terima kasih, inspektur Bakpao! (Bakwan : kok bakpao sich, bo?) Saya bersiap pulang setelah selesai pekerjaan jam 9 ketika di luar mendengar seperti ada suara-suara setan sedang ber-haha hihi. Ketika melihat ke jendela, eh ternyata sekumpulan dedemit n tuyul tanpa mbak Yulnya. Tapi gak lama tuch mereka bikin keramaian karena keburu datang Dajjal (Galerian : kok gue disebut Dajjal, nyet?). Setelah “merapal mantra” : anak tuyul, anak setan… datang tidak dijemput, pulang tidak diantar, kemudian… Lho, kenapa nangis, pak inspektur? Khan ini bukan cerita telenovela.
Bakwan : (meringis) Bukan karena ceritanya, tapi kaki gue loe injek, mo-tuuuut! (sambil mengumpat yang sayang sekali harus kami sensor)
Areen : Eh, sorry dori mori mpok nori. Maaf, emang sengaja kok! (dengan senyum sok innocent yang bikin orang pengen nimpuk)
Bakwan : (Sabar, sabar) Ya, silakan diteruskan, nona A… njriiiiit!!! TANGAN GUE KEJEPIT!!!
Tarou : (juga dengan senyum sok innocent yang bikin orang pengen jitak) Oops, zorry! Ik tidak tahoe kalo itoe tangan je. Ik pikir itoe ganjelan koersi, tee-hee…
Bakwan : Ya, ya. Saya tahu nyonya juga tidak bersalah. (kenapa gue sampe kena sial 2 kali?) Bisa dilanjutkan lagi, nona A… (direct hit dari bola kasti) DAUUUUW…!!! SIAPA LAGI NICH YANG LEMPAR BOLA KASTI KE KEPALA GUE?
Supitsu : (masih dengan senyum sok innocent yang bikin orang pengen nampol) Wah, kena kepala inspektur ya? Padahal saya tadinya mau ngincer yang diantara selangkangan. (Tarou, Areen dan Supitsu ber-tos barengan sambil melakukan tarian pat-pat :YES!!!)
Bakwan : (sambil menggigit baju) Apes banget gue hari ini. Huhuhu, warau yo (ketawa dong)!
Lalu tiba-tiba muncul L dari dalam pot bunga, menertawakan kesialan Bakwan.
L : Wkwkwkwkwkwk… Niat mau carmuk (cari muka, red) di hadapan cewe malah kena apes. Gyahahahaha… (kembali peluru nyasar nyaris bikin jidat L bolong) Wah, kayaknya lagi musim peluru nyasar nich.
Bakwan : Sorry, jari gue sedikit kepleset. (DAMN! I miss) Coba gantian loe yang ngeinterogasi!
L : Jadi ceritanya biar gue juga kena apes nich? Percuma, yang rajanya apes khan loe… Eits, itu pistol buat apaan?
Bakwan : Ah, nggak. Cuma mau berburu beruk (L : maksud loe, gue beruknya?), katanya ada di ruangan ini… Mana ya… (suara sengatan listrik dilanjutkan teriakan merdu dari Bakwan) GYAAAAA… SIAPA YANG NYETRUM GUE DARI BELAKANG PAKE LISTRIK PLN?
Polisi-polisi : (jari telunjuk digoyang-goyang) Kepompong, kupu-kupu… KASIHAN DECH LOE!!! Wkwkwkwkwk… (sambil menarikan tarian ala suku Indian : heyayaya, heyayaya…ow, ow)
Dikerjai secara berjamaah bahkan oleh anak buahnya sendiri, Bakwan tak terima dan akhirnya menjadi kalap dan beringas bagaikan “raja singa”. Hampir saja terjadi perang Bharatayudha yang dikepalai oleh ketua KURAWA (Kurang Rawatan Wanita, hehehe) kalau saja tidak muncul sang (atau dua, kali ya!) “dewa penyelamat”.
Suara 1 : Sabar dulu, inspektur Bakwan! Tenangkan hatimu.
Suara 2 : Ya, bersabarlah. Kata Aa Gym juga : Jagalah hati, jangan kau nodai… Betul tidak? (Serempak : TIDAAAAKKK…)
Areen : Ya, inspektur. Janganlah menganiaya yang lemah, (wajah memelas) seperti kami ini. (Emang yang mulai duluan siapa?)
Tarou : Ja, ja. Je moesti tenang, kita orang tidak berboeat jang matjam-matjam kepada je. (Wah, lempar granat sembunyi gak bilang-bilang : TERLALU!)
Supitsu : Mama dan tante Areen benar. Janganlah seperti air susu dibalas air comberan. Papa khan baru saja meninggal, hiks hiks… (Bah! Akting murahan)
L : Tuch, wan. Apa kau lupa! Tidak semua laki-laki… bersalah padamu. Contohnya aku, mau mencin… (Lagi-lagi peluru nyasar nyaris “mencium mesra” jidat jenong L) KOK GUE MELULU SICH YANG JADI KORBAN PENEMBAKAN GAK BERTANGGUNGJAWAB!
Polisi-polisi : Ya, pak. Kami khan cuma ikut menghangatkan suasana saja. Supaya bapak juga turut bergembira… (cocktail segar ala Molotov disuguhkan dengan manis oleh Bakwan) WAAAA… I’M BURNING! WE’RE BURNING… PANAAASSS!!! PANAS, YA ALLAH! TOBAAATTT…
Kembali Bakwan hampir terbawa emosinya, menciptakan daging panggang wedus angus ala Sumanto (Hiiiy, celem celem…) dengan cocktail “mematikan” ala Rusia kalau tidak segera dihentikan. Ini namanya suatu tindakan keji dan tidak bertanggungjawab, saudara-saudara! Gue sebagai sutradara cerita ini gak bisa membiarkan hal ini terja… (cocktail itu pun dilempar ke arah penulis) GYAAAA…. TOLONG! TOLONG! KOMPOR MELEDUK, eh salah, KEBAKARAN!!! KITA LIHAT AJA DECH DI EPISODE MENDATANG, SIAPA 2 ORANG YANG AKAN MUNCUL. TAPI SEBELUMNYA,… WAAAA… TOLONG! BAKWAN KUMAT!!! (Bakwan : DASAR PENULIS SEMPRUL!)
Hansip I : (panik) Pak! Ada kebakaran di rumah Pak Galerian. Apa perlu kita telepon pemadam kebakaran?
Hansip II : (tenang) Ah, biarin. Emang di rumah itu mah udah biasa terjadi yang aneh bin ajaib. Udeh, kita terusin main caturnya! Skak ster!
Ohohoho, ada 2 tokoh baru yg akan hadir di episode berikutnya! Bisa ditebak kira2 siapa ya? Mungkin si... GYAAAA, BAKWAN MASIH NGEJAR2 GUE!!! (lari tunggang langgang sampe2 hampir kacapirit dikejar Bakwan pake truk tronton)
Daag! Graag gedaan, jongen! (sama2, coy!)
V
Sementara L sedang pergi untuk mengambil minuman yang dipesan Areen serta membeli rokok filter sebungkus di Garut (sekalian dech, nitip beliin dodol ya!), Bakwan mulai menanyakan soal alibi kepada kedua dynamite duo tersebut.
Bakwan : Silakan dimulai saja dari nona Areen… Monggo.
Areen : Terima kasih, inspektur Bakpao! (Bakwan : kok bakpao sich, bo?) Saya bersiap pulang setelah selesai pekerjaan jam 9 ketika di luar mendengar seperti ada suara-suara setan sedang ber-haha hihi. Ketika melihat ke jendela, eh ternyata sekumpulan dedemit n tuyul tanpa mbak Yulnya. Tapi gak lama tuch mereka bikin keramaian karena keburu datang Dajjal (Galerian : kok gue disebut Dajjal, nyet?). Setelah “merapal mantra” : anak tuyul, anak setan… datang tidak dijemput, pulang tidak diantar, kemudian… Lho, kenapa nangis, pak inspektur? Khan ini bukan cerita telenovela.
Bakwan : (meringis) Bukan karena ceritanya, tapi kaki gue loe injek, mo-tuuuut! (sambil mengumpat yang sayang sekali harus kami sensor)
Areen : Eh, sorry dori mori mpok nori. Maaf, emang sengaja kok! (dengan senyum sok innocent yang bikin orang pengen nimpuk)
Bakwan : (Sabar, sabar) Ya, silakan diteruskan, nona A… njriiiiit!!! TANGAN GUE KEJEPIT!!!
Tarou : (juga dengan senyum sok innocent yang bikin orang pengen jitak) Oops, zorry! Ik tidak tahoe kalo itoe tangan je. Ik pikir itoe ganjelan koersi, tee-hee…
Bakwan : Ya, ya. Saya tahu nyonya juga tidak bersalah. (kenapa gue sampe kena sial 2 kali?) Bisa dilanjutkan lagi, nona A… (direct hit dari bola kasti) DAUUUUW…!!! SIAPA LAGI NICH YANG LEMPAR BOLA KASTI KE KEPALA GUE?
Supitsu : (masih dengan senyum sok innocent yang bikin orang pengen nampol) Wah, kena kepala inspektur ya? Padahal saya tadinya mau ngincer yang diantara selangkangan. (Tarou, Areen dan Supitsu ber-tos barengan sambil melakukan tarian pat-pat :YES!!!)
Bakwan : (sambil menggigit baju) Apes banget gue hari ini. Huhuhu, warau yo (ketawa dong)!
Lalu tiba-tiba muncul L dari dalam pot bunga, menertawakan kesialan Bakwan.
L : Wkwkwkwkwkwk… Niat mau carmuk (cari muka, red) di hadapan cewe malah kena apes. Gyahahahaha… (kembali peluru nyasar nyaris bikin jidat L bolong) Wah, kayaknya lagi musim peluru nyasar nich.
Bakwan : Sorry, jari gue sedikit kepleset. (DAMN! I miss) Coba gantian loe yang ngeinterogasi!
L : Jadi ceritanya biar gue juga kena apes nich? Percuma, yang rajanya apes khan loe… Eits, itu pistol buat apaan?
Bakwan : Ah, nggak. Cuma mau berburu beruk (L : maksud loe, gue beruknya?), katanya ada di ruangan ini… Mana ya… (suara sengatan listrik dilanjutkan teriakan merdu dari Bakwan) GYAAAAA… SIAPA YANG NYETRUM GUE DARI BELAKANG PAKE LISTRIK PLN?
Polisi-polisi : (jari telunjuk digoyang-goyang) Kepompong, kupu-kupu… KASIHAN DECH LOE!!! Wkwkwkwkwk… (sambil menarikan tarian ala suku Indian : heyayaya, heyayaya…ow, ow)
Dikerjai secara berjamaah bahkan oleh anak buahnya sendiri, Bakwan tak terima dan akhirnya menjadi kalap dan beringas bagaikan “raja singa”. Hampir saja terjadi perang Bharatayudha yang dikepalai oleh ketua KURAWA (Kurang Rawatan Wanita, hehehe) kalau saja tidak muncul sang (atau dua, kali ya!) “dewa penyelamat”.
Suara 1 : Sabar dulu, inspektur Bakwan! Tenangkan hatimu.
Suara 2 : Ya, bersabarlah. Kata Aa Gym juga : Jagalah hati, jangan kau nodai… Betul tidak? (Serempak : TIDAAAAKKK…)
Areen : Ya, inspektur. Janganlah menganiaya yang lemah, (wajah memelas) seperti kami ini. (Emang yang mulai duluan siapa?)
Tarou : Ja, ja. Je moesti tenang, kita orang tidak berboeat jang matjam-matjam kepada je. (Wah, lempar granat sembunyi gak bilang-bilang : TERLALU!)
Supitsu : Mama dan tante Areen benar. Janganlah seperti air susu dibalas air comberan. Papa khan baru saja meninggal, hiks hiks… (Bah! Akting murahan)
L : Tuch, wan. Apa kau lupa! Tidak semua laki-laki… bersalah padamu. Contohnya aku, mau mencin… (Lagi-lagi peluru nyasar nyaris “mencium mesra” jidat jenong L) KOK GUE MELULU SICH YANG JADI KORBAN PENEMBAKAN GAK BERTANGGUNGJAWAB!
Polisi-polisi : Ya, pak. Kami khan cuma ikut menghangatkan suasana saja. Supaya bapak juga turut bergembira… (cocktail segar ala Molotov disuguhkan dengan manis oleh Bakwan) WAAAA… I’M BURNING! WE’RE BURNING… PANAAASSS!!! PANAS, YA ALLAH! TOBAAATTT…
Kembali Bakwan hampir terbawa emosinya, menciptakan daging panggang wedus angus ala Sumanto (Hiiiy, celem celem…) dengan cocktail “mematikan” ala Rusia kalau tidak segera dihentikan. Ini namanya suatu tindakan keji dan tidak bertanggungjawab, saudara-saudara! Gue sebagai sutradara cerita ini gak bisa membiarkan hal ini terja… (cocktail itu pun dilempar ke arah penulis) GYAAAA…. TOLONG! TOLONG! KOMPOR MELEDUK, eh salah, KEBAKARAN!!! KITA LIHAT AJA DECH DI EPISODE MENDATANG, SIAPA 2 ORANG YANG AKAN MUNCUL. TAPI SEBELUMNYA,… WAAAA… TOLONG! BAKWAN KUMAT!!! (Bakwan : DASAR PENULIS SEMPRUL!)
Hansip I : (panik) Pak! Ada kebakaran di rumah Pak Galerian. Apa perlu kita telepon pemadam kebakaran?
Hansip II : (tenang) Ah, biarin. Emang di rumah itu mah udah biasa terjadi yang aneh bin ajaib. Udeh, kita terusin main caturnya! Skak ster!
Ohohoho, ada 2 tokoh baru yg akan hadir di episode berikutnya! Bisa ditebak kira2 siapa ya? Mungkin si... GYAAAA, BAKWAN MASIH NGEJAR2 GUE!!! (lari tunggang langgang sampe2 hampir kacapirit dikejar Bakwan pake truk tronton)
Daag! Graag gedaan, jongen! (sama2, coy!)
Komentar